Virus corona pemicu Covid19 dapat bertahan hidup semasa tiga hari pada permukaan benda yang dilapis plastik serta baja. Demikian hasil riset yang baru baru ini diterbitkan.
Nah, ada bukti baru yang disingkap oleh beberapa pakar dari
Inggris. Menurutnya, virus corona cuma dapat bertahan semasa 4 jam pada
permukaan benda yang dilapis tembaga atau copper. Hal tersebut sebab, tembaga
adalah logam yang mempunyai kekuatan antibakteri,
Berdasar bukti paling baru ini, beberapa pakar
merekomendasikan supaya pegangan pintu, pegangan pada transportasi umum serta
troli berbelanja dilapis oleh tembaga buat menahan penyebaran virus corona.
Memahami Permainan SICBO Casino Online
Seorang dapat terjangkiti virus corona waktu tangannya sentuh permukaan benda yang tercemar virus lalu sentuh muka hingga virus dapat dengan bebas masuk dalam pada tubuh lewat mulut serta hidung.
Penyebaran virus corona lewat penghubung permukaan benda ini
disebutkan dengan penyebaran tidak langsung. Waktu seorang yang di badannya ada
virus corona tutup mulut serta hidung memakai telapak tangan waktu batuk atau
bersin, virus akan beralih ke telapak tangan orang itu. Setelah itu jika orang
itu sentuh benda benda di sekelilingnya karena itu virus yang berada di telapak
tangan akan beralih ke permukaan benda itu. Siapapun yang setelah itu sentuh
permukaan benda tersebut lantas sentuh muka (mulut serta hidung), kemungkinan
akan terjangkiti virus corona.
Waktu virus corona ‘mendarat' pada permukaan benda yang
dilapis oleh tembaga, ion listrik pada tembaga akan menggempur susunan lemak
yang disebut susunan pelindung virus. Ion listrik pada tembaga setelah itu
masuk dalam pada tubuh virus serta menghancurkan susunan RNA pada virus corona
hingga virus akan mati keseluruhan.
Beberapa negara sudah memakai tembaga untuk melapisi
permukaan logam yang sering disentuh oleh warga umum. Pegangan pada bis di
Polandia sudah ditukar dengan susunan tembaga, demikian pula dengan beberapa
tempat di Chile serta Brasil.
Satu riset di Amerika Serikat menunjukkan, tempat tidur pasien
yang dilapis tembaga pada ruangan rawat intens mempunyai jumlah bakteri yang
semakin lebih kecil dibanding dengan tempat tidur pasien tanpa ada susunan
tembaga.
Bagaimana dengan di Indonesia? Gampang mudahan hasil riset ini dapat juga diaplikasikan di sini.